24 September 2008

THR…

Beberapa hari yang lalu saya menerima sms dari salah satu saudaraku yang berbunyi : “Bos, ade kali air kaleng untuk simpatisan tok? 1 kotak ajak per orang be Bos dah sadang, Hitung-hitung THR be Bos. He…”. Pertama-tama saya terdiam seribu bahasa membaca sms ini, walaupun ada sedikit bahasa canda dalam sms ini. Saya ingat sedikit petuah dari Nekwan saya, “Kamu harus peka terhadap kesusahan yang dihadapi oleh saudara-saudara, sahabat-sahabat & keluargamu. Saling berbagilah dalam hidup ini dan berlakulah jujur. Dibalik kejujuran akan timbul kemudahan”. Tetapi sungguh saya sangat sedih tahun ini tidak dapat berbuat banyak, apa yang akan saya bagi selain hanya silaturahmi dan senyum?
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini keadaan berubah, dan itu musti saya hadapi dan lalui. Saya maklum, karena pekerjaan saya bergantung pada lobi-lobi yang sarat dengan kepentingan politis. Jika kita di luar sistem maka kita akan menjadi penonton. Tapi dibalik ini semua ada hikmah yang saya dapat, saya bisa mengembangkan usaha dengan membuat perusahaan jasa transportasi yaitu Taksi Kasturi yang merupakan pecahan dari salah satu perusahaan sewa khusus atau antar jeput antar kota Pontianak – Singkawang PP dan mengambil alih beberapa usaha yang selama ini dijalankan oleh orang-orang kepercayaan saya. Setidaknya lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali dilakukan. Saya beralih menjadi bisnismen (bahase melayu) atau pengusaha yang tidak terikat dengan kepentingan suatu rezim pemerintahan. Memang terasa lamban dan lambat dalam mendapatkan hasil, tetapi rasanya sangat nikmat, asyik, bahagia dan berkah untuk dinikmati bersama keluarga.
Istilah easy come easy go atau mudah datang mudah pergi, mungkin itulah yang terjadi pada dunia kontraktor di Indonesia saat ini. Sebagai pengusaha, kita musti dinamis menghadapi permasalahan-permasalahan dan cobaan-cobaan dalam usaha yang kita jalankan. Mungkin ini jalan terbaik bagi saya dengan melakukan rehat sebentar dalam dunia usaha kontraktor.
Kembali ke sms tersebut. Setelah terdiam sekian detik dengan detakan jantung yang sangat cepat, akhirnya sms tersebut saya balas : ”Mohon maaf saudareku, sebenarnye saye memikirkan juak hal itok. Tetapi apelah daye saye karena saye tahun itok sadang ngambangkan usaha. Saye harap maklum ajak i, usaha taksi kan baru seumur jagung. Jadi saye memerlukan dana untuk promosi. Kite lebaran tahun itok cukup dengan silaturahmi dan senyum ajak i. He…92x”. Saudaraku tersebut membalas sms saya : “Dak ape-ape be Bos, sodah dipaksekan. Jak selama itok pun jak Bos juak yang menghidupek kamek-kamek. Jadi kamek maklumlah Bos, selamat raye Bos. Mohon Mahan Lahir dan Bathin”.
Alhamdulillah, saya membaca sms tersebut dengan senyum terkembang. Berarti penjelasan saya telah memberikan suatu jawaban yang pas dan mengena sehingga timbullah pengertian dari saudaraku tadi.
Apakah layak ini saya tulis di dalam blog? Akhir kata, saya ucapakan Minal Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Bathin.